Selasa, 08 Februari 2011

MAKALAH STRUKTUR BUMI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pernahkah Anda berpikir, kenapa permukaan bumi tidak rata? Kenapa di satu daerah terdiri dari daerah pegunungan, sementara di daerah lainnya hamparan dataran rendah yang luas? Atau mungkin Anda mengira bahwa dasar lautan itu rata? Ternyata sama dengan di daratan, dasar lautan tidak rata. Kenapa hal ini bisa terjadi? Faktor apakah yang menyebabkannya serta apa pengaruh bentuk permukaan bumi itu bagi kehidupan. Berdasarkan pertanyaan tersebut bumi selalu menyimpan banyak rahasia yang tidak habis-habisnya untuk dipelajari. Berbagai pakar mencoba menggambarkan bentuk permukaan bumi hingga bagian-bagian penyusunya secara mendetail.
Beberapa pakar dari University College London telah melakukan simulasi dengan superkomputer Cray T3E untuk mengukur temperatur tinggi yang bisa melelehkan besi dalam tekanan yang sangat tinggi sebagaimana yang ada di inti bumi. Hasil simulasi tersebut menunjukkan bahwa titik leleh atau titik lebur besi adalah pada suhu 6700 Kelvin pada tekanan diantara inner-core dan outer-core di perut bumi. Temuan ini mendukung model sebelumnya yang mengatakan bahwa temperatur inti bumi berkisar pada suhu tersebut.
Dari sini sebuah pertanyaan sainstifik bisa dimunculkan, yaitu darimana inti bumi mendapatkan energi panas yang dahsyat tersebut? Para ilmuwan masih percaya bahwa semua itu dihasilkan oleh reaksi fisi nuklir alamiah (geo-reaktor) yang terjadi di dalam inner-core. Itulah sebabnya, Herndon menempatkan uranium sebagai unsur yang mendominasi bagian inner-core, dimana kita semua tahu bahwa uranium adalah salah satu unsur radioaktif yang bisa menghasilkan reaksi fisi nuklir. Asumsi akan adanya georeaktor tersebut cukup tepat untuk menjawab teka-teki mengenai keberadaan isotop helium yang begitu melimpah, sekaligus juga menjelaskan fenomena variasi medan geomagnetik bumi. Mungkin ada baiknya menyaksikan film fiksi-ilmiah berjudul The Core yang bercerita tentang ekspedisi para ilmuwan menuju inti bumi. Mereka turun ke dasar bumi dari palung Mariana di samudra Pasifik yang merupakan palung terdalam di dunia dengan kedalaman mencapai 11 km. Tapi hendaknya jangan buru-buru percaya sama kondisi perut bumi yang ditampilkan dalam film tersebut.
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, maka disusun makalah yang berjudul “Struktur Bumi”, yang ingin menjelaskan bumi secara lebih mendalam yang akan dibahas pada bab pembahasan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah struktur bagian dalam bumi?
2.      Bagaimana keberadaan litosfer di permukaan bumi?
3.      Apakah itu tenaga geologi?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Mendeskripsikan struktur bagian dalam bumi lebih mendetail.
2.      Mendeskripsikan keberadaan litosfer di permukaan bumi.
3.      Mendeskripsikan tentang tenaga geologi.

1.4  Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Ingin mengetahui struktur bagian dalam bumi lebih mendetail.
2.      Ingin mengetahui keberadaan litosfer di permukaan bumi.
3.      Ingin mengetahui tentang tenaga geologi.

1.5  Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai adalah dengan menggunakan metode kajian pustaka, yaitu mencari berbagai informasi baik dari buku literatur, internet, maupun sumber-sumber lainnya yang mendukung dalam pembuatan makalah ini.


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Tinjauan Umum Tentang Struktur Bumi
Bumi merupakan planet dengan urutan ke tiga yang dekat dengan matahari. Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang  lalu.  Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km.  Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup.   Secara keseluruhan bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain. Bumi berotasi mengelilingi sumbu imaginernya dengan periode 23 jam 56 menit, dan berotasi dari barat ke timur, yang dapat mengakibatkan benda-benda langit tampak melakukan peredaran semu harian dari timur ke barat. Rotasi bumi ini juga menyebabkan terjadinya siang dan malam, perbedaan waktu, dan pembelokan angin. Bumi berevolusi mengelilingi matahari dengan periode 365 hari 6 jam 9 menit dan 10 detik. Revolusi bumi ini mengakibatkan pergeseran matahari, perubahan panjang siang dan malam, pergantian musim, peredaran semu tahunan matahari, dan lain-lain.
Bumi secara umum terdiri dari inti dan mantel yang tersusun atas komposisi yang sangat beragam yang menjadi karakteristik dari lapisan bumi. Selain itu, terdapat juga lapisan kulit bumi yang tersusun atas batuan yang biasa disebut dengan litosfer. Dalam kehidupan sehari-hari juga terdapat tenaga yang berpengaruh terhadap perubahan bentuk muka bumi, yaitu tenaga geologi. Ada dua jeni tenaga geologi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga eksogen yaitu pelapukan, pengangkutan, pengikisan, pengendapan. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata.

1.      Struktur Bagian Dalam Bumi
Struktur bagian dalam bumi tidak dapat diamati secara langsung. Para ahli mengumpulkan berbagi macam bukti ntuk mengetahui strukutur bagian dalam bumi ini. Data yang diperoleh paling banyak berasal dari pencatatan gempa bumi alamiah oleh seismograf yang tersebar di seluruh bumi serta berbagai jenis gempa buatan.
      Secara umum, bagian dalam bumi terdiri dari dua lapisan utama yaitu inti dan mantel.
a.      Inti
Lapisan inti bumi terdiri dari tiga daerah, yaitu:
a.       Inti Dalam
Inti dalam tersusun atas kristal besi dan kristal besi-nikel. Lapisan ini berada pada jarak 1.200 kilometer ke pusat bumi, memiliki suhu 4.800 oC, dan memiliki massa jenis 9,8 gram/cm3.
b.      Lapisan Antara
Lapisan antara memiliki ketebalan sekitar 480 kilometer dengan massa jenis 6,4 gram/cm3. Lapisan antara tersusun atas material oksida sulfida.
c.       Inti Luar
Inti luar mempunyai ketebalan sekitar 2.250 kilometer dan mempunyai suhu sekitar 3.900 oC. Lapisan ini tersusun atas cairan yang kental yang diperkirakan penyusun utamanya adalah besi. Hal ini berdasarkan beberapa alasan sebagai berikut.
1)      Massa jenis besi hamper sama dengan massa jenis inti.
2)      Besi berwujud cair pada tekanan dan suhu yang ditaksir seperti pada inti.
3)      Besi banyak terdapat di alam.

b.      Mantel (Selubung)
Lapisan mantel mempunyai ketebalan sekitar 2.900 kilometer dan massa jenis 3,4 – 4 gram/cm3. Dengan massa jenis sebesar itu, diperkirakan bahwa komposisi zat penyusun mantel batuan yang mengandung silikat besi dan magnesium yang amat berat (mineral olivin). Mantel terdiri atas dua lapisan yaitu mantel atas (astenosfer) yang bersuhu 1.300 oC sampai 1.500 oC dan mantel bawah atau Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 - 70 km.  Suhu di lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian.  Suhu mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km.  Suhu terendah terukur pada ketinggian antara 80 - 100 km yang merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer.  Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah - 110o C .
2.      Litosfer
      Litosfer merupakan lapisan pertama sesudah bagian dalam bumi sampai dengan kedalaman sekitar 1.200 kilometer, yang lapisan ini berupa batuan. Litosfer itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu litos (batuan) dan sphaira (gulatan). Unsur-unsur penyusun litosfer yang terbanyak adalah oksigen (46,6 %), silikon (27,7 %), dan aluminium (8,1 %). Dengan suhu litosfer relatif lebih dingin karena tekanannya relative kecil
       Tebal dari lapisan litosfer adalah 80-100 km. Permukaan litosfer (kulit bumi) terdiri dari batuan yang lebih kecil massa jenisnya dibandingkan dengan batuan yang dibawahnya. Massa jenis rata-rat btuan kerak bumi di darat adalah (2,9 gr/cm3) lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis rata-rat batuan kerak bumi di lautan (3,0 gr/cm3)
 
Menurut Klarke dan Washington (dalam Tim Penyusun, 2003: 4), batuan dipermukaan bumi ini hampir 75% terdiri atas Silikon oksida dan Aluminium silikat. Dengan dasar ini maka lapisan litosfer sering disebut lapisan silikat. Lapisan litosfer erat kaitannya dengan batuan, karena pada lapisan ini penyusunnya kebanyakan berupa batuan. Unsur silikon paling banyak menyusun lapisan litosfer disebut pisau silikat. Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1.     Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km.  Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a.   Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
b.   Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra 
2.    Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
Asal dari semua batuan adalah magma yaitu batuan cair pijar yang bersuhu tinggi yang mengandung berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terkurung di dalam kerak bumi dan gas yang terkandung di dalamnya menyebabkan timbulnya tekanan yang bsar dan memungkinkan cairan magma bergerak naik ke tempat yang lebih tinggi. Dalam beberapa hal, gerak magma berhenti oleh lapisan batuan dan hanya gas-gasnya yang dapat terlepas. Magma perlahan-lahan mendingin dan mengeras di lapisan litosfer yang tidak begitu dalam. Batuan yang terbentuk dengan cara ini disebut batuan intruksif. Dalam hal lain, magma yang bergerak ke atas tidak dapat ditahan oleh batuan sekeliling mencapai permukaan bumi dan meluap baik lewat sebarang lubang, kepundan gunung merapi maupun lewat celah-celah batuan. Magma yang keluar ini kemudian mengalamipendinginan dan pembekuan menjadi batuan ekstrusif.
Pembekuan magma juga dapat terjadi di dalam dapur magma bersama-sama degan proses pembekuan magma seluruhnya. Oleh karena itu batuan yang berasal dari magma akan berbeda-beda, tetapi semuanya dinamakan batuan beku karena batuan ini terbentuk akibat pembekuan magma.
Oleh karena pengaruh atmosfer seperti perubahan temperatur yang sangat tinggi atau mungkin karena tekanan yang terlalu besar, maka batuan beku di permukaan bumi itu akan rusak, hancur. Hancuran batuan ini kemudian terbawa oleh aliran air ataupun hembusan angin dan diedapkan disebuah tempat baru. Endapan ini mengeras sehingga membentuk batuan, yang sering disebut dengan batuan sedimen.
Akibat pengaruh tekanan yang disebabkan oleh lapisan endapan yagn tertumpuk di atas dasar endapan atau juga disebabkan karena magma yang mengalir menuju lapisan-lapisan batuan disekitarnya, batuan beku maupun batuan sedimen dapat mengalami perubahan bentuk menjadi jenis batuan yang sangat berbeda dilihat dari segi strukturnya. Tekanan ini menimbulkan panas yang sangat tinggi yang dapat menjadi katalisator (pemercepat ) terjadinya reaksi kimia yang sedang berlangsung dan memperbesar pengaruhnya. Batuan yang terjadi akibat proses ini dinamakan batuan malihan (metamorf).
Pada suatu tempat, batuan malihan akan mengalami pengangkatan, sehingga lapisan yang dalam muncul ke permukaan bumi. Dapat pula akibat tenaga eksogen, akan terjadia pelapukan, pengangkutan, dan sebagainya, sehingga berubah kembali menjadi batuan sedimen. Hal ini dapat juga terjadi karena aktivitas vulkanisme di tempat itu, batuan malihan bertemu dengan resan magma, batuan malihan berbaur dengan magma tersebut dan menjadi bagian dari “adonan” magma tersebut. Demikianlah daur ulang pembentukan batuan yang terjadi di alam, yang sering dinamakan dengan daur batuan.

 Berdasarkan hasil penelitian ada tiga jenis batuan menurut cara terjadinya yakni
a.       Batuan Beku
      Batuan beku adalah batuan yang berbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat. Proses terjadinya batuan beku itu sendiri dilihat dari bumi berasal dari gas yang berputar yang terlempr dari matahari. Gas tersebut menjadi dingin dan berubah bentuk menjadi cairan panas yang disebut dengn magma. Proses pendinginannya terus berlanjut sehingga cairan tersebut menjadi padat. Dan pada suatu ketika cairan itu membeku membentuk batuan beku yang pada akhirnya menjadi lapisan kerak bumi yang sangat keras. Berdasarkan tempat terjadinya, batuan beku dibedakan menjadi:
1)      Batuan Beku Dalam
Batuan ini berbentuk karena magma mendingin perlahan-lahan karena masih berada jauh di dalam kulit bumi. Karena mendingin perlahan-lahan maka batuan ini mempunyai mineral  yang berukuran lebih besar sehingga batuan ini berbutir kasar. Contoh dari batuan ini adalah granit, diorit(tekstur rat dan tidak mengandung kuarsa), dan gabbro (batuan yang didalamnya terdapat mineral yang berwarna gelap).
2)      Batuan Beku Luar
Batuan beku luar merupakan batuan beku dimana proses pembekuannya terjadi di permukaan bumi. Batuan ini terjadi dari sebagian magma yang membeku setelah tiba di permukaan bumi Pembekuan magma yang sudah menjadi larva ini tergolong sangat cepat, sehingga batuan beku luar itu berkristal halus atau bahkan tidak berkristal. Kristal-kristal yang terbentuk berukuran kecil saja dan bahan amorf.
Mineral yang membentuk batuan beku jumlah dan jenisnya agak terbatas. Yang paling sering ditemukan adalah:
a.       Kwarsa, yaitu suatu mineral keras yang merupakan persenyawan dari silisium dan oksigen.
b.      Feldspar berwarna mulai dari terang samapai gelap dan mengansung kalium, natrium atau kalsium serta aluminium.
c.       Piroksin dan mineral Hornblende, mengandung berbagai logam ditambah silisium dan oksigen.
d.      Mika, yaitu meniral menyerupai lapis teriri dari aluminium, oksigen dan silisium.
e.       Magnetit yaitu senyawa yang terdiri dari besi dan oksigen, dan bersifat magnet.
f.       Olivin yaitu tediri dari besi, magnesium, oksigen dan silisium.
 
Contoh batuan beku luar adalah basalt, andesit , obsidian (, scoria, dan pumice (mengandung rongga-rongga gas seperti batu apung).
1)      Batuan Beku Korok
     Batuan korok terbentuk dalam celah-celah atau retak-retak kulit bumi, yaitu pada jalan magma menuju permukaan bumi. Batuan ini disebut pula batuan hypoabisik dan mempunyai dua macam kristal yaitu dengan struktur holkristalin dan porfir atau amorf. Bagian yang berstruktur holokristalin terdapat dekat dapur magma, sedangkan yang berstruktur porfir banyak ditemukan pada tempat-tempat yang lebih dekat permukaan bumi. Struktur batuan ini adalah porfiris. Contoh batuan ini adalah granit porfiris, dan diorite porfiris.
Cirri yang menbedakan batuan beku dalam dengan batuan beku luar adalah teksturnya yakni bnetuk, ukuran, dan susunan partikel. Pada batuan beku dalam laju pendinginan berlangsung lambat sehingga Kristal mineral memiliki cukup waktu untuk pembekuannya maka batuan beku dalam memiliki ukuran mineral yang lebih besar dan merupakan batuan yang berbutir kasar. Pada batuan beku luar laju pendinginan berlangsung cepat sehingga kristal mineral tidak memiliki cukup waktu untuk pembekuannya maka batuan beku luar yang berbutir halus.
Beberapa Batuan Beku dan Cara Terbentuknya
Jenis Batuan Beku
Ciri Utama
Cara Terbentuknya
Batu Apung
Warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air
Dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas
Obsidian
Hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal
Terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat
Granit
Terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga
Dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi
Basal
Terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuan dan berlubang-lubang
Dari pendinginan lava yang mengandung gelembung gas, tetapi gasnya telah menguap

a.       Batuan Sedimen
     Batuan ini terbentuk karena adanya peristiwa pengendapan butiran-butiran batuan yang lepas karena pengaruh alam yang berasal dari material yang terseret oleh angin, air, es, dan sisa organisme laut yang mati kemudian mengumpul pada suatu tempat, saling tumpang tindih dan menempel membentuk lapisan.. Pada umumnya batuan sedimen berlapis-lapis yang disebut dengan strata. Lapisan ini tersebar diseluruh permukaan bumi dan 75 % permukaan bumi tterdiri dari batuab sidemen
Berdasarkan media pembawanya batuan sedimen dapat dibedakan menjadi:
1)      Batuan Sedimen Aeris, medium pembawanya adalah angin. Contoh tanah los, tanah pasir, dan tanah turf.
2)      Batuan Sedimen Akuatis, medium pembawanya adalah air. Contoh tanah liat, batu pasir, breksi, dan konglomerat
3)      Batuan Sedimen Glasial, medium pembawanya adalah es (gletser). Contoh moraine.
Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimen dapat dibedakan menjadi:
1)      Batuan Sedimen Kontinental (teristris), tempat pengendapannya di darat. Contoh tanah pasir, tanah los, dan tanah gurun pasir.
2)      Batuan Sedimen Marine, tempat pengendapannya di laut. Contoh batu karang, batu kapur, batu garam, dan lumpur merah.
3)      Batuan Sedimen Limnis (lakustre), tempat pengendapannya di danau atau rawa, contoh tanah liat adanau.
4)      Batuan Sedimen Fluvial, tempat pengendapannya di sungai. Contoh pasir, tanah liat, tanah pasir sungai
Berdasarkan pembentukannya, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi:
1)      Batuan Sedimen Klastik,
Klastik sendiri berasal dari bahsa yunani klastos yang berarti jatuh. Jadi batuan sedimen klastik mempunyai susunan kimia sama dengan susunan kimia batuan asalnya. Batuan sedimen klastik adalah batuan yang susunan kimianya sama dengan susunan kimia batuan asalnya. Artinya batuan itu ketika diangkut hanya mengalami penghancuran secara mekanik dari besar menjadi kecil. Yang biasnya batuan ini terbentuk dari kerikil, pasir, endapan lumpur. Proses terjadinya adalah sama seperti semburan pecahan batu menebabkan batuan beku menjadi aus serta permukaanya hancur. Hancuran tersebut kemudian terbawa angin, gletser, sungai atau arus pantai. Serpihan tersebut saling menempel satu sama lain. Penempelan tersebut mengakibatkan terbentuknya lapisan-lapisan. Akibat gaya berat lapisan terbawah menderita teknan yang paling besardan mengeras yang diikuti oleh mengerasnya bagian lain maka terbentuklah batuan sedimen klastik. Barulah batuan tersebut terangkat ke permukaan bumi melalui proses lipatan. Contoh batuan sedimen klasik adalah batu pasir dan batu lempung.
2)      Batuan Sedimen Kimiawi, batuan yang terjadi karena proses kimiawi seperti proses penguapan, pelarutan, dehidrasi. Batuan ini dapat terbentuk secara langsung dan tidak langsung.
·           Terbentuk secara tidak langsung
Dibentuk dari reaksi biokimia saat tumbuh-tumbuhan dan organism tertentu masih aktif. Contoh stalakit dan stalagmite.
Contohnya adalah hujan di gunung kapur. Air hujan yang mengandung CO2 meresap ke dalam retakan halus pada batu gamping (CaCO3). Air itu melarutkan gamping yang dilaluinya menjadi larutan air kapur atau Ca(HCO3)2. Aliran larutan kapur itu akhirnya sampai ke atap gua kapur. Tetesan air kapur akan membentuk stalaktik di atap gua dan stalagmit di dasar gua. 
·         Secara langsung
Batuan sedimen kimiawi yangibnetuk dari penguapan air pada endapan segingga mineral-mineralnya tertinggal. Contohnya aalah menguapnya air laut dari laruan NaCL sehingga akan membentuk garam. Menguapnya air laut dari larutan garam kalsium membentk gips
1)      Batuan Sedimen Organik,  batuan yang proses pengendapannya dibantu organisme oleh proses biokimia dan biomekanik. Endapan biokimia misalnya terjadi pada sumber air yang mengandung lumut, maka lumut tersebut akan menggunakan CO2 yang terlarut dalam air tersebut, sehingga menyebabkan terjadinya pengendapan CaCO3 melalui reaksi. Endapan biomekanik terjadi dari hewan dan tumbuhan yang mempunyai rangka kapur dan hidup di lautan yang kemudian mati dan membentuk tumpukan endapan. Atau terjadi dari sisa-sisa tumbuhan kayu yang mati yang tertimbun lempung dan batu pasir selama berpuluh juta tahun, sehingga terurai menjadi gas-gas N2, H2, O­2 dan sisanya berupa karbon murni, maka terbentuklah batubara.
Berdasarkan bahan penyusunannya batuan sedimen dapat dibedakan menjadi:
1)     Batuan klasik, yaitu batuan sedimen yang terdiri dari pecahan-pecahan kecil batu lain, contoh konglemetar, breksi dan batu pasir
2)     Batuan nonklasik, yaitu batuan endapan yang terdiri dari satu jenis mineral saja. Contoh batu gamping, batu garam, dan gypsum.
a.       Batuan Metamorf (malihan)
     Batuan metamorf adalah bataun yang terbentuk karena proses metamorphosis (perubahan) perubahan tersebut akibat dari pengaruh suhu yang tinggi dan lamanya proses tersebut berlangsung. Berdasarkan penyebabnya, batuan metamorf dibedakan menjadi:
1)      Batuan Malihan Termik, terjadi karena meningkatnya suhu yang sangat besar.
Beberapa Batuan Metamorf dan Cara Terbentuknya
Batuan Metamorf
(Malihan)
Ciri Utama
Cara Terbentuknya
Batu pualam
Campuran warna yang berbeda-beda, dapat mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila ditetesi asam mengeluarkan bunyi mendesis
Terbentuk bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi
Batu sabak
Abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis
Terbentuk bila batu serpih kena suhu dan tekanan tinggi

2)      Batuan Malihan Dinamik, terjadi karena meningkatna tekanan yang disebabkan akibat gaya tektonik. Contoh batu bara dan batu pasir.
3)      Batuan Malihan Pneumatolitik, terjadi karena meningktnya suhu yang sangat besar disertai menyusup magma ke dalam batuan. Contoh azurit mineral dan batu permata.
1.      Tenaga Geologi
            Keadaan morfologi dari permukaan bumi tidaklah tetap sepanjang waktu. Permukaan bumi selalu mengalami perubahan akibat dipengaruhi oleh tenaga geologi yang bekerja.
      Ada beberapa perubahan bentuk pada permukaan bumi. Suatu daerah yang asalnya merupakan daratan, oleh tenaga geologi sebagaian terangkat dan sebagian lainya turun. Kadang-kadang pengangkatan atau penurunan itu disertai pergeseran, sehingga terpotong menjadi bagian-bagian yang patah. Namun setelah terangkat ke permukaan laut, bagaian daratan tersebut terkikis oleh air yang mengalir sehingga teriris-iris oleh relung-relung alur sungai. Demikianlah akibat tenaga geologi, sehingga orang sekarang dapat melihat keadaan morfologi (bentuk) permukaan bumi.
            Terdapat dua jenis tenaga geologi yaitu:
a.     Tenaga asal dalam (Tenaga Endogen)
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan
bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata
(datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau
pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah
atau jurang. Hal ini sangt besar pengaruhnya dan dapat menimbulkan proses endogen, seperti tektonisme, vulkanisme, dan gempa bumi.
v  Tektonisme
Tektonisme adalah peristiwa pergeseran dan perubahan letak kerak bumi dalam skala besar, meliputi lipatan, patahan, dan tektonik lempeng. Berbagai fenomena bumi yang sebelumnya masih kabur dapat diterangkan dengan teori tektonik lempeng. Yang melandasi teori ini adalah bahwa bumi kita dianggap dinamis yang terdiri atas beberapa lempeng pejal yang bergerak relative sangat lambat, dimana lapisan yang paling luar dari bumi atau litosfer merupakan suatu lempeng bersifat tegar yang bergerak satu terhadap lainnya di atas suatu massa dasar plastis (astenosfer). Batas antara litosfer dan atenosfer bersifat transisi dan secara berangsur terus berubah. Lempeng adalah suatu bentuk yang ukuran panjang dan lebarnya jauh lebih besar daripada ukuran tebalnya.
Secara umum, kerak bumi (crust) terdiri dari dua jenis lempengan (plate) yaitu lempeng samudera (oceanic plate) dan lempeng benua (continental plate). Lempeng  benua lebih tebal dibandingkan lempeng samudera. Namun densitas lempeng samudera lebih besar dari pada lempeng benua. Kedua jenis lempeng tersebut berada dalam posisi mengapung di atas mantel bumi yang berupa semi-cairan yang sangat panas yang dikenal dengan magma. Cairan panas tersebut tidak diam, melainkan berputar atau mengalir mengikuti pola konveksi akibat perbedaan temperatur yang tinggi antara inti bumi dan mantel bumi. Aliran konveksi tersebut mempengaruhi kestabilan lempeng benua dan lempeng samudera sehingga lempeng-lempeng tersebut bergerak bahkan saling bertabrakan satu sama lain.
Pada saat lempeng samudera bertabrakan dengan lempeng benua, karena memiliki desitas lebih tinggi, maka lempeng samudera melesak atau menunjam (subducting)  ke bawah lempeng benua. Inilah yang terjadi di bagian selatan pulau Jawa dan bagian barat pulau Sumatera. Lempengan Indo-Australia yang memuat Australia, India dan Samudera Hindia melesak ke bawah lempeng Eurasia yang memuat benua Asia, termasuk Indonesia. Pada saat menghunjam ke bagian yang lebih dalam dimana temperatur dan tekanannya lebih tinggi, lempeng samudera tersebut meleleh menjadi magma.
Adanya rekahan-rekahan di bagian lempeng benua sebagai akibat dari gesekan dan tabrakan tadi membuka jalan bagi magma untuk menerobos ke atas mendekati permukaan bumi sekaligus mendorong lempeng benua membentuk gunung api. Proses ini disebut intrusi magma. Sebenarnya, deretan gunung api semacam inilah yang membentuk Sumatera, Jawa, Bali, Lombok dan pulau-pulau dengan gunung api lain sampai ke Laut Banda. Terkadang magma tersebut memperoleh jalan untuk menuju ke permukaan bumi dan muncul sebagai lava. Ini terjadi pada saat terjadi letusan gunung api.
Perbedaan utama antara keduanya didasarkan pada perbedaan viskositasnya yang mencolok. Astenosfer mempunyai viskositas antara 1021 1022 poise, dan bagian bawah litosfer viskositasnya 1023 poise. Perbedaan tersebut menyebabkan astenosfer yang bersifat padat dapat bergerak dengan kecepatan nyatasecara geologi, dengan membawa serta litosfer yang bersifat lebih viskus diatasnya. Kecepatan pergerakan litosfer ini berkisar antara 1 hingga 10 cm/tahun atau kurang lebih 1000 km per 10 juta tahun.
Penelitian dalam bidang geomagnetik, analisa tektonik bentuk permukaan dasar samudera dan penelitian lainnya menemukan bahwa litosfer dan bagian teratas selubung bumi terpecah menjadi keping-keping yang disebut lempeng. Ada 6 lempeng besar serta banyak lagi dalam ukuran lebih kecil (gambar 4). Lempeng-lempeng litosfer terdiri dari lempeng samudera dan lempeng benua dipisahkan satu sama lain oleh batas lempeng
Lempeng-lempeng tersebut masing-masing mempunyai gerak pergeseran mendatar dengan arah pergeseran yang berbeda. Akibat arah pergeseran yang tidak sama ini terjadi tiga jenis batas pertemuan antara lempeng-lempeng itu yaitu dua lempeng saling menjauh (divergent junctions), subduction (saling bertumbukan) serta transform fazilt (saling berpapasan). Daerah batas antara masing-masing lempeng yang saling bergerak, merupakan tempat-tempat dimana terdapat daerah-daerah bergempa, orogen dan tektonik yang paling aktif di muka bumi. Secara lebih jelas dapat diuraikan berikut.
a). Di daerah dua lempeng saling menjauh terdapat beberapa penomena, yaitu (lihat gambar 5):
·         peregangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepi lempeng tersebut.
·         pembentukan tanggul dasar samudera (mid ocean ridge) sepanjang tempat peregangan lempeng-lempeng tersebut.
·         aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal dan dinamakan lava bantal serta hamparan leleran lava yang encer, dan
·         aktivitas gempa.
Daerah tanggul dasar samudera terdapat di tempat dua lempeng merenggang. Terbentuknya tanggul ini akibat produk vulkanisme yang bertumpuk sepanjang celah. Tanggul seperti ini terdapat di lautan Atlantik, memanjang dati dekat kutub utara sampai mendekati kutub selatan. Celah ini menjadikan benua Amerika bergerak saling menjauh dengan benua Eropa dan Australia.
Di Samudera Pasifik terdapat tanggul di bagian Tenggara samudera ini, membujur ke Utara sampai ke Teluk California. Di bagian Selatan Samudera Hindia, tanggul seperti ini memanjang dari Barat ke Timur, mendorong lempeng dasar Samudera Hindia atau lempeng Indo-Australia ke arah Utara. Pergeseran lempeng tersebut mendorong anak benua. India yang berasal dari dekat Antartika hingga bertabrakan dengan lempeng benua Asia dan menyebabkan pembentukan pegunungan Himalaya.
b). Di daerah dua lempeng saling bertumbukan, terjadi penomena (lihat gambar 8):
·           lempeng dasar samudera menunjam ke bawah lempeng benua
·           terbentuk palung laut ditempat tumbukan itu
·           pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
·           terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi
·           merupakan daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
·           penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng, dan
·           timbunan sedimen campuran yang dalam geologi dikenal dengan nama batuan bancuh atau melange (Bahasa Perancis).

Lempeng dasar samudera yang lebih tipis didesak ke bawah oleh lempeng benua yang lebih tebal dan kaku. Di tempat ini terbentuk palung laut, yaitu dasar laut yang dalam dan memanjang, seperti palung laut Jepang, dan Mindanao (Mariana). Palung laut itu tempat lempeng dasar Samudera Pasifik yang mennunjam ke bawah lempeng benua Asia Palung Jawa di sebelah Selatan Pulau Jawa merupakan tempat pertemuan antara lempeng dasar Samudera Hindia dengan lempeng benua Asia.
Pegunungan di pantai Barat Amerika, deretan pulau Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara itu adalah akibat dari pembengkakan lempeng benua. Di sepanjang pegununga dan pulau-pulau itu bermunculan puncak gunung api. Di situ pula sering terjadi gempa bumi yang kadang-kadang sangat kuat dan meminta korban.
Di dasar palung itu terjadi perusakan lempeng benua akibat pergesekan dua lempeng dan terjadi pula pengendapan batuan yang berasal dari laut dalam maupun yang diendapkan dari darat. Endapan campuran itulah yang dinamakan batuan bancuh atau melange itu. Bongkahan lempeng benua yang hancur akibat pergesekan akan menambah campuran bancuh itu.
c)   Di daerah dua lempeng saling berpapasan/pergeseran mendatar terjadi aktivitas vulkanisme yang lemah disertai gempa yang tidak kuat.
Gejala pergeseran itu tampak pada tanggul dasar samudera yang tidak berkesinambungan, melainkan terputus-putus. Tanggul dasar samudera di bagian tengah Samudera Atlantik ternyata terputus-putus akibat pergeseran mendatar itu (lihat gambar 9). Dalam skala kecil, gejala tektonisme meliputi lipatan dan patahan
4.1.2  Lipatan
Lipatan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan. Punggung lipatan dinamakan aliklinal. Dan sebuah antiklin dapat menjadi puncak pegunungan yang berderet memanjang. Hal ini menyebabkan terjadinya relief permukaan bumi atau gunung-gunung.  Akan tetapi, sebuah antiklin dapat pula menjadi lembah, daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak.
Adakalanya sebuah lipatan besar mengalami lipatan lagi, sehingga sinklin maupun antiklinnya bergelombang. Hal ini disebut sinklinorium atau antiklinorium. Contoh pegunungan lipatan besar yang popular adalah pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik.
 
Patahan
Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung yang dalam waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah. Bagian muka bumi yang mengalami patahan seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok batuan mengalami penurunan.
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Lebih lanjut dikatakan  gempa bumi merupakan suatu gerakan atau getaran kulit bumi yang disebabkan adamya aktifitas tektonik maupun vulkanik dan kadang-kadang runtuhan bagian bumi secara lokal. Gempa tektonik terjadi karena pergeseran kerak bumi (daerah pertemuan lempeng merupakan zone sumber gempa tektonik). Gempa bumi tektonik juga disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Gempa vulkanik yaitu gempa yang terasa disekitar gunung api menjelang letusan, saat letusan, dan beberapa waktu setelah letusan utama.Gempa runtuhan yaitu gempa yang mengiringi bagian gua yang roboh atau lorong pertambangan yang lapuk. Tempat di mana terjadinya gerakan struktur batuan terjadinya gempa disebut sumber gempa. Sedangkan titik yang letaknya tepat di atas sumber gempa disebut pusat gempa. Akibat gerakan ini timbul gelombang yang akan menembus badan bumi. Adapun gelombang gempa yang terjadi dibedakan sebagai berikut.
1.      Gelombang longitudinal adalah gelombang yang merambat dari segala arah dengan kecepatan 7-14 km/s. Gelombang ini disebut gelombang primer karena pertama dicatat oleh seismograf dan pertama kali dirasakan orang di daerah gempa.
2.      Gelombang Transversal adalah gelombang yang sejalan dengan gelombang primer dengan kecepatn 4 – 7 km/s. Gelombang ini disebut gelombang sekunder karena mengikuti gelombang longitudinal.
3.      Gelombang Permukaan adalah gelombang yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 3,5 – 3,9 km/s.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.

Intensitas adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa selain dengan magnitude. Intensitas dapat didefenisikan sebagai suatu besarnya kerusakan disuatu tempat akibat gempa bumi yang diukur berdasarkan kerusakan yang terjadi. Harga intensitas merupakan fungsi dari magnitude, jarak ke episenter, lama getaran, kedalaman gempa, kondisi tanah dan keadaan bangunan. Skala Intensitas Modifikasi Mercalli (MMI) merupakan skala intensitas yang lebih umum dipakai.
Gerakan kerak bumi yang disebabkan oleh gelombang gempa bumi dapat diketahui dengan menggunakan sebuah alat yang disebut seismograf. Goncangan bumi yang keras tersebut dapat menyebabkan tanah bergerak yang mengakibatkan rumah-rumah roboh ke tanah. Bila gempa terjadi di laut dapat menyebabkan terjadinya tsunami. Gelombang tsunami  ini dapat mencapai ketinggian 15 meter atau lebih.
Gempa buni adalah gerakan atau getaran kulit bumi yang disebabkan karena adanya aktivitas tektonik ataupun vulkanis dan kadang-kadang runtuhan bagian bumi secara lokal. Gempa tektonik terjadi karena pergeseran kerak bumi. Gempa vulkanik yaitu gempa yang terasa di sekitar gunung berapi menjelang letusan, saat letusan, dan beberapa waktu setelah letusan utama. Gempa runtuhan yaitu gempa yang mengiringi bagian gua yang roboh. Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB.
Vulkanisme
  Vulkanisme adalah segala aktivitas magma dari lapisan dalam litosfer menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai keluar permukaan bumi. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang menghasilkan tenaga dan menekan batuan sekitarnya. Di dalam litosfer magma menempati suatu kantung yang bernama kantung magma, yaitu suatu tempat atau srang magma dalam litosfer dan terletak agak dekat dengan permukaan bumi.
Intrusi magma yang terakumulasi di perut gunung api masih memiliki temperatur sekitar 700°C hingga  1600°C dan masih memiliki tekanan yang sedemikian kuat sehingga terus mendorong ke atas dan menerobos rekahan-rekahan yang akhirnya keluar ke permukaan menjadi lava. Foto diatas memperlihatkan lava panas berwarna merah yang keluar dari dalam bumi dimana efek tekanan dari bawah membuat lava tersebut terdorong atau tersembur ke udara hingga ketinggian beberapa ratus meter. Tidak semua magma keluar menjadi lava, bahkan sebagian besar magma tetap tersimpan di perut gunung atau di lempeng benua. Magma tersebut memberikan panasnya kepada batuan yang ditempatinya hingga mampu merubah struktur dan sifat-sifat batuan disekitarnya dan akhirnya membentuk mineral-mineral yang beraneka ragam. Batuan yang terpengaruh oleh temperatur tinggi tersebut secara umum dinamakan batuan alterasi atau batuan yang mengalami alterasi. Disisi lain, air bawah tanah yang berada disekitar batuan alterasi akan menjadi air panas atau uap panas yang bertekanan tinggi.
Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme. Lebih lanjut dikatakan bahwa Vulkanisme adalah segala kegiatan magma dari lapisan dalam litosfer menyusup ke lapisan yang lebih luas atau sampai keluar permukaan bumi. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya. Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma. Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan.
Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk yaitu:
1.      Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat.
2.      Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
3.      Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
4.      Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
5.      Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6.      Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.
Sementara itu, ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1.      Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2.      Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km persegi.
3.      Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi sentral, yaitu:
1.      Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
2.      Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
3.      Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.
Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang dinamakan dapur magma, yaitu suatu tempat magma dalam litosfer dan kadangkala terletak agak dekat ke permukaan bumi. Perbedan letak dapur magma merupakan penyebab perbedaan letusan yang terjadi. Semakin dalam dapur magma maka letusan yang dihasilkan semakin besar pula. Ketika magma naik ke atas tidaklah selalu dapat mencapai permukaan bumi karena kurang gaya geraknya. Ia tinggal dalam lapisan-lapisan kulit bumi dan makin lama makin dingin sehingga terjadilah batuan beku sela, batuan beku dalam, dan juga batuan metamorf.
Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut letusan atau erupsi. Tenaga pendorong dari erupsi adalah gas magmatik. Adapun benda-benda vulkanik dibagi menjadi tiga bagian yaitu seperti berikut.
1.      Benda cair, seperti:
·         Lava, merupakan magma yang telah meleleh dipermukaan bumi
·         Lahar, merupakan leleran Lumpur panas yang terjadi dari magma bercampur air yang airnya berasal dari danau kepundan
·         Lahar, hujan merupakan aliran Lumpur yang terjadi dari eflata (bahan padat) yang dihanyutkan aliran air hujan dilereng gunung.
2.      Benda padat seperti:
·         Bom-bom vulkanis, merupakan batu lava yang besar sebesar tinju sampai beberapa meter kubik
·         Lapilli, merupakan batu lava yang kecil sebesar kacang atau kerikil
·         Pasir, merupakan batu lava yang halus
·         Debu, merupakan lava yang terhalus
·         Batu apung yang sangat porus (berpori) yang karena ringannya terapung-apung di air.
3.      Benda gas, dinamakan exhalasi diantaranya gas asam arang (CO2), asam belerang (H2S), satlemas (N2), uap air (H2O), dan yang lainnya.
Letusan gunung berapi atau keluarnya lava lewat celah pada dasarnya disebabkan oleh panas yang ada di dalam bumi. Tempat memuntahkan magma dari gunung berapi disebut dengan kaldera (kawah yang sangat luas). Adapun tanda-tanda yang bisa diamati bila gunung berapi akan meletus adalah sebagai berikut.
1.      Terdengar suara gemuruh dari dalam tanah
2.      Terjadi gempa namun intensitasnya tidak keras
3.      Temperatur tanah naik, mata air bisa menjadi panas dan mungkin juga kering.
4.      Binatang-binatang bergerak ke daerah yang lebih rendah.

Setelah gunung api beristirahat kadang-kadang masih terdapat gejala yang menunjukkan sisa aktifitas vulkanisme. Gejala seperti itu dinamakan gejala pasca vulkanik yang ditandai dengan:
1.      Exhalasi, adalah gas magma yang keluar dari celah-celah kawah atau sekitarnya yang berupa.
·         Fumarol (fumus: uap), adalah tempat yang terutama mengeluarkan uap air.
·         Solfatar (sulfur: belerang), adalah sumber gas yang terutama mengeluarkan uap belerang.
·         Mofet, adalah tempat yang mengeluarkan gas beracun yaitu asam arang.
2.      Mata air mineral yang disebut juga thermen karena airnya panas. Geyser, merupakan sumber air panas yang muncul pada waktu-waktu tertentu, seperti Yellow Stone Park di Amerika Serikat.

4.1     Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar luar buni yang merombak bangunan akibat tenaga endogen sehingga merunag bentuk kulit bumi. Tenaga eksogen sifatnya merusak dan mengikis kulit bumi terutama pada bagian yang tinggi.
Angin, es, salju, dan air yang mengalir di permukaan bumi merupakan kekuatan-kekuatan eksternal. Kekuatan-kekuatan ini cemnderung merusak dan membuat permukaan bumi menjadi datar. Pada dasarnya tenaga eksogen meliputi pelapukan, penhgikisan, pengangkutan sambil mengikis, dan pengendapan.

4.2.1     Pelapukan
Pelapukan menggambarkan suatu proses yang merupakan gabungan dari proses mekanik (fisika), kimia dan biologi yang terjadi di permukaan bumi. Pelapukan ini mengakibatkan hancurnya batuan dari gumpalan besar menjadi butiran ynag lebih kecil hingga yang sangat halus.
a)      Pelapukan mekanis atau fisis, umumnya terjadi di gurun pasir, diakibatkan adanya perbedaan temperature antara siang dan malam hari sangat tinggi. Di gurun sahara misalnya temperature siang meningkat sampai 600C sedangkan pada malam harinya turun sampai -20C. Pergantian temperatur yang sangat besar dan berlangsung cepat ini dapat membuat batu-batu yang keras menjadi retak dan pecah hingga akhirnya hancur sampai halus. Pada waktu pecahnya batu-batu ini terjadi ledakan yang keras.
b)      Pelapukan Khemis (kimiawi). Di dalam air, terutama air hujan mengandung asam arang dan oksigen yang dapat merusak atau melarutkan lapisan batu kapur, seperti peristiwa terbentuknya Karst dalam bentuk dolin, stalagtit, stalagnit, gua, sungai yang terdapat pada daerah gunung kapur. 
a)   Pelapukan Organis yaitu pelapukan yang disebabkan binatang-binatang dan tumbuh- tumbuhan. Bermacam-macam binatang laut merusak pantai-pantai dan mengorek lubang-lubang dan batu- batu (batu- batuan) di tepi pantai. Tumbuh- tumbuhan juga dapat merusak batu- batuan. Akarnya masuk ke dalam celah- celah atau retakan batu, jik akar itu makin besar, celah atau retakan batu itupun akan lebih besar dan rusak.
   Pelapukan menggambarkan suatu proses yang merupakan gabungan dari proses mekanis (fisika), kimia, dan biologi yang terjadi di permukaan bumi. Pelapukan ini mengakibatkan hancurnya batuan dari gumpalan besar menjadi butiran yang lebih kecil hingga halus.
a.       Pelapukan mekanis (fisis), umumnya terjadi pada gurun pasir diakibatkan adanya perbedaan temperatur antara siang dan malam haru yang sangat tinggi.
b.      Pelapukan khemis (kimiawi). Di dalam air, terutama air hujan mengandung asam arang dan oksigen yang dapat merusak atau melarutkan lapisan batu kapur.
c.       Pelapukan organis, yaitu pelapukan yang disebabkan binatang atau tumbuh-tumbuhan. Bermacam-macam binatang laut merusak pantai-pantai dan merobek lubang-lubang dan batu-batu di tepi pantai. Tumbuih-tumbuhan juga dapat merusak batu-batuan. Akarnya masuk ke dalam celah-celah batu. Jika akar tumbuh-tumbuhan itu semakin besar, celah batu itupun akan menjadi lebih besar dan rusak.

4.2.1           Pengangkutan
      Pengangkutan material yang sudah lapuk dilaksanakan oleh air mengalir, air, es yang bergerak (gletser), dan gravitasi bumi dengan cara pengangkutan yang berbeda.

4.2.2           Pengikisan
Sungai, angin, dan gletser sebagai media alam yang bergerak, lebih-lebih setelah mengengkut benda padat, melaksanakan pengikisan terhadap batuan yang dilaluinya. Pengikisan atau erosi atas batu-batuan yang dilakukan oleh air, es, angin dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.      Erosi air sungai. Air sungai mengalir dari hulu ke muara sambil mengikis dasar dan tepinya. Hasil kikisan yang dibawanya mulai dari hulu berupa batu, pasir, dsb. Turut memperhebat erosi, sehingga sungai itu menjadi lebih mudah dalam dan lebar. Akibat erosi sungai ini maka terjadilah lembah-lembah, jurang-jurang, ngarai-ngarai yang bersimpang siur. (ngarai: canyon adalah lembah yang sempit dan dalam sekali dan berdinding curam, serta di dalamnya mengalir sungai). Misalnya ngarai Anai di Sumatera Barat, Grand Canyon (dalamnya sampai 1800 m) di sungai Colorado (Amerika Serikat). Pada tempat-tempat yang curam terjadilah jeram.
2.      Erosi air laut (abrasi). Gelombang laut terus-menerus memukul dinding pantai hingga rusak. Perusakan atau pengikisan pantai serupa ini disebut erosi air laut atau abrasi (abradere = mengetam).
a)   Pelapukan Organis yaitu pelapukan yang disebabkan binatang-binatang dan tumbuh- tumbuhan. Bermacam-macam binatang laut merusak pantai-pantai dan mengorek lubang-lubang dan batu- batu (batu- batuan) di tepi pantai. Tumbuh- tumbuhan juga dapat merusak batu- batuan. Akarnya masuk ke dalam celah- celah atau retakan batu, jik akar itu makin besar, celah atau retakan batu itupun akan lebih besar dan rusak.
   Pelapukan menggambarkan suatu proses yang merupakan gabungan dari proses mekanis (fisika), kimia, dan biologi yang terjadi di permukaan bumi. Pelapukan ini mengakibatkan hancurnya batuan dari gumpalan besar menjadi butiran yang lebih kecil hingga halus.
a.       Pelapukan mekanis (fisis), umumnya terjadi pada gurun pasir diakibatkan adanya perbedaan temperatur antara siang dan malam haru yang sangat tinggi.
b.      Pelapukan khemis (kimiawi). Di dalam air, terutama air hujan mengandung asam arang dan oksigen yang dapat merusak atau melarutkan lapisan batu kapur.
c.       Pelapukan organis, yaitu pelapukan yang disebabkan binatang atau tumbuh-tumbuhan. Bermacam-macam binatang laut merusak pantai-pantai dan merobek lubang-lubang dan batu-batu di tepi pantai. Tumbuih-tumbuhan juga dapat merusak batu-batuan. Akarnya masuk ke dalam celah-celah batu. Jika akar tumbuh-tumbuhan itu semakin besar, celah batu itupun akan menjadi lebih besar dan rusak.

4.2.1           Pengangkutan
      Pengangkutan material yang sudah lapuk dilaksanakan oleh air mengalir, air, es yang bergerak (gletser), dan gravitasi bumi dengan cara pengangkutan yang berbeda.

4.2.2           Pengikisan
Sungai, angin, dan gletser sebagai media alam yang bergerak, lebih-lebih setelah mengengkut benda padat, melaksanakan pengikisan terhadap batuan yang dilaluinya. Pengikisan atau erosi atas batu-batuan yang dilakukan oleh air, es, angin dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.      Erosi air sungai. Air sungai mengalir dari hulu ke muara sambil mengikis dasar dan tepinya. Hasil kikisan yang dibawanya mulai dari hulu berupa batu, pasir, dsb. Turut memperhebat erosi, sehingga sungai itu menjadi lebih mudah dalam dan lebar. Akibat erosi sungai ini maka terjadilah lembah-lembah, jurang-jurang, ngarai-ngarai yang bersimpang siur. (ngarai: canyon adalah lembah yang sempit dan dalam sekali dan berdinding curam, serta di dalamnya mengalir sungai). Misalnya ngarai Anai di Sumatera Barat, Grand Canyon (dalamnya sampai 1800 m) di sungai Colorado (Amerika Serikat). Pada tempat-tempat yang curam terjadilah jeram.
2.      Erosi air laut (abrasi). Gelombang laut terus-menerus memukul dinding pantai hingga rusak. Perusakan atau pengikisan pantai serupa ini disebut erosi air laut atau abrasi (abradere = mengetam).
1.         Erosi angin (deflasi). Pada gurun pasir misalnya terdapat pengikisan angin. Hal ini dapat terjadi karena di sini hasil-hasil pelapukan mekanis telah menjadi halus dan kering, lagi pula tumbuh-tumbuhan tak ada yang menutupinya. Bahan-bahan halus (pasir) iyu, oleh angina diterbangkan sampai ke tempat-tempat yang jauh. Di tempat baru itu terbentuklah lautan pasir yang berbukit-bukit atau bergelombang-gelombang (deflare = menerbangkan). Angin bersama-sama dengan pasir yang dikandungnya (seperti halnya dengan air sungai) dapat pula mengikis batu-batuan di tengah perjalanan, hingga di gurun-gurun sering terjadi batu cendawan. Pengikisan yang dilakukan angin bersama-sama dengan pasir yang dikandungnya disebut korrasi
Peristiwa merendahnya karena terkikis (erosi) dan pemindahan (pengangkutan) hasil-hasil pengikisan itu ke tempat lain disebut denudasi (lat nudus = telanjang; denudasi = penelanjangan). Karena adanya denudasi ini, semua benua (kontinen) berkurang tingginya rata-rata ± 0,5 mm setiap tahun. Pulau Jawa misalnya dalam 500 – 2000 tahun makin renda 1 m. Peneplain boleh dipandang sebagai tingkat terakhir denudasi.

4.2.1        Pengendapan
Pengendapan terjadi di dasar, di bagaian dalam sebuah kelokan, di muara, di danau, atau di laut karena melemah aliran air, gletser atau angin. Pengendapan ini dapat berlangsung sekaligus atau sedikit demi sedikit tetapi selektif.


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bentang alam yang tersusun dari deretan puncak yang Berdasarkan pembahasan di atas, adapun kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut.
1.         Secara umum struktur bagian dalam bumi teridiri dari dua lapisan utama yaitu: mantel dan inti bumi.
2.         Litosfer merupakan lapisan batuan dan mrupakan lapisan kerak bumi paling luar. Litosfer hanya terdapat pada tempurung bumi bagian luar saja yang disebut kerak bumi. Batuan bumi ini terbentuk dari daur batuan yang diawali dengan perjalanan magma dari bagian dalam bumi sampai kepermukaan bumi, kemudian kembali berbaur menjadi magma.
3.         Tenaga geologi dapat membentuk bagunan baru dipermukaan bumi, karena tenaga ini berasal dari dalam bumi yang mampu memberikan bentuk atau relief kepada lapisan kulit Bumi serta dapat merombak bangunan yang telah dibentuk. Tenaga geologi ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.

3.2  Saran
      Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu :
1.         Kepada tenaga pendidik agar lebih menambah wawasan tentang kebumian sehingga lebih mempermudah transfer informasi tentang bumi kepada peserta didik.
2.         Kepada pembaca, yaitu agar dapat lebih mengaitkan antara teori yang ada dengan fenomena-fenomena yang terjadi sehingga dapat lebih memperdalam pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Hendriyana, A. 2007. Struktur Bumi. Tersedia pada http://hendriyana-andri.blogspot.com/2007/09/struktur-bumi.html. diakses pada tanggal 8 September 2007.

Pujani, N. M. 2004. Struktur bumi. Buku ajar. Fakultas pendidikan MIPA. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
Tanudidjaja, M. M. 1996. Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tjasyono, B. 2003. Geosains. Bandung: ITB.
Yuli. 2000. Batu. Tersedia pada http://alam.leoniko.or.id/btu.htm. Diakses pada tanggal 6 Maret 2008.
Wikipedia. 2008a. Batuan beku. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/ Batuan_beku.html. Diakses pada tanggal 6 Maret 2008.
Wikipedia. 2008. Batuan sedimen. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/ Batuan_sedimen.hmtl. Diakses pada tanggal 6 Maret 2008.










1 komentar: